Selasa 19 Jan 2021 16:49 WIB

Sistem Kesehatan Lebanon di Ambang Kolaps

Pasien Covid-19 menunggu di trotoar di luar rumah sakit Lebanon

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Seorang pekerja yang mengenakan pakaian pelindung semprotan desinfektan sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran Covid-19 Coronavirus di bandara internasional Rafic Hariri saat pembukaan kembali di Beirut, Lebanon, 01 Juli 2020. Bandara internasional Rafic Hariri telah ditutup selama beberapa bulan karena pandemi penyakit Covid-19 yang sedang berlangsung. Bandara ini akan beroperasi pada kapasitas 10 persen, yang diharapkan dapat mendatangkan sekitar 2.000 wisatawan per hari.
Foto:

Menurut dia, situasi terkait sistem kesehatan Lebanon memang buruk. Sebanyak 11 dokter telah meninggal akibat pandemi, 25 dalam perawatan kritis, dan 300 lainnya diisolasi di seluruh Lebanon.

Charaf berharap keputusan penerapan karantina wilayah ketat berskala nasional dapat mengurangi tekanan. "Ini adalah satu-satunya obat yang kami miliki saat ini sampai vaksin datang," ujarnya.

Selain pandemi, Lebanon tengah menghadapi krisis ekonomi yang parah. Nilai mata uang negara tersebut telah jatuh. Kondisi itu turut mendorong ratusan dokter dan perawat meninggalkan Lebanon.

Lebanon telah menandatangani kesepakatan pembelian 2,1 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech pada Ahad (17/1). "Vaksin tersebut diharapkan tiba mulai Februari," kata Kementerian Kesehatan Lebanon dalam sebuah pernyataan. Ia mengungkapkan saat ini pemerintah juga tengah bekerja sama dengan sektor swasta untuk mengamankan dua juta dosis vaksin AstraZeneca dan Sinopharm.

Selain itu, Lebanon telah menandatangani jatah 2,7 juta dosis vaksin melalui Covax, sebuah program yang diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Misinya menyediakan 20 persen vaksin Covid-19 gratis bagi negara-negara berpenghasilan rendah.

Saat ini, Lebanon tengah menerapkan karantina wilayah atau lockdown selama tiga pekan yang bakal berakhir pada 1 Februari mendatang. Jam malam ketat juga diberlakukan hingga 25 Januari. Pelonggaran selama liburan Natal dan Tahun Baru lalu telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement