REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Joe Biden resmi menjadi Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) menggantikan Donald Trump. Politikus dari Partai Demokrat ini dilantik di halaman Gedung Capitol, Washington DC, Rabu (19/1) siang waktu setempat.
Biden mengambil sumpah jabatan di hadapan Hakim Agung AS John Robert. Dengan meletakkan tangan di atas Alkitab pusaka yang dimiliki keluarganya lebih dari satu abad, ia bersumpah untuk "melestarikan, melindungi, dan mempertahankan Konstitusi Amerika Serikat".
Biden menjadi Presiden tertua dalam sejarah AS. Usianya saat ini 78 tahun.
Pelantikannya di Washington menjadi paling sederhana bagi AS. Selain karena pandemi, juga disebabkan faktor keamanan setelah massa pendukung Trump menyerbu gedung Capitol pada 6 Januari.
Sementara itu, beberapa jam sebelum pelantikan, Trump meninggalkan Gedung Putih. Ia untuk terakhir kalinya terbang dengan pesawat kepresidenan Air Force One menuju resor miliknya di Florida.
Trump menolak bertemu atau menghadiri pelantikan Biden. Sikapnya tersebut melanggar tradisi politik di AS. Pertemuan presiden baru dan presiden lama pada pelantikan merupakan isyarat yang menegaskan peralihan kekuasaan secara damai.
Baca juga : Buat Sejarah Baru, Kamala Harris Resmi Wakil Presiden AS
Trump, yang tidak mengakui kekalahan dalam pemilihan presiden AS 3 November 2020, juga tidak menyebut nama Biden dalam sambutan terakhirnya sebagai presiden pada Rabu pagi. Ia justru memuji rekor pemerintahannya dan berjanji akan kembali "dalam beberapa bentuk."
Tokoh-tokoh terkemuka Partai Republik termasuk Wakil Presiden Mike Pence dan pemimpin partai di Kongres menghadiri pelantikan Biden. Presiden AS sebelumnya Barack Obama, George W Bush, dan Bill Clinton juga hadir.
Pasangan Biden, Kamala Harris, saat ini resmi menjadi orang kulit berwarna pertama, perempuan pertama, dan warga pertama AS keturunan Asia yang menjabat sebagai Wakil Presiden AS.
Harris dilantik oleh Hakim Agung AS Sonia Sotomayor pada Rabu waktu setempat. Sotomayor merupakan hakim agung pertama keturunan Amerika Latin.
Baca juga : Erdogan: Turki akan Jadi Negara Terkuat di Dunia