REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pimpinan Senat AS bersepakat pada Jumat (22/1) untuk memundurkan jadwal sidang pemakzulan mantan Presiden Donald Trump hingga dua pekan, sehingga memberikan waktu lebih bagi mereka untuk berfokus pada agenda Presiden Joe Biden.
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schummer, dari Partai Demokrat, menyebut persidangan itu akan dimulai pada pekan ke-2 Februari--sebuah keputusan yang dipuji oleh senator dari Partai Republik, Mitch McConnell.
Dewan Perwakilan dijadwalkan untuk menyerahkan gugatan pemakzulan, yang berisi tuduhan bahwa Trump menyulut pemberontakan, secara formal kepada Senat pada Senin (25/1). Biasanya, penyerahan ini diikuti dengan persidangan sehari kemudian.
Tuduhan terhadap Trump berasal dari pidato kepada para pendukungnya sebelum mereka menyerbu Gedung Kongres pada 6 Januari, yang menunda proses pengesahan formal atas kemenangan Biden dalam pemilu serta menyebabkan lima orang tewas.
Schumer mengatakan bahwa lini masa yang baru akan membuat Senat dapat bergerak cepat dengan calon-calon anggota kabinet yang diajukan Biden dan juga tugas-tugas lain, serta memberikan waktu lebih kepada legislator dan tim Trump untuk mempersiapkan diri.
"Selama masa tersebut, Senat akan melanjutkan pekerjaan lainnya untuk rakyat Amerika, seperti pencalonan kabinet dan undang-undang bantuan Covid yang akan menyediakan bantuan bagi jutaan warga Amerika yang menderita selama pandemi," kata Schumer di hadapan Senat.
Jadwal yang baru ini merupakan bentuk kompromi setelah McConnell meminta Dewan Perwakilan yang dipimpin oleh Demokrat untuk menunda penyerahan gugatan hingga Kamis (28/1) pekan depan. Doug Andres, juru bicara McConnell, mengatakan bahwa McConnell juga meminta kepada senator Demokrat agar memberikan waktu lebih bagi Trump dan mengatur jadwal yang memungkinkan sidang dilakukan secepatnya pada 9 Februari.
"Ini adalah sebuah kemenangan untuk proses yang wajar serta keadilan," kata Andres.