REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Belgia akan menerima kurang dari separuh dari jumlah vaksin COVID-19 AstraZeneca yang diharapkan pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini diungkapkan satgas vaksin Belgia pada Sabtu (23/1).
Belgia mengharapkan 1,5 juta dosis vaksin, yang masih harus disetujui pada Maret. Namun, negara itu hanya akan mendapat sekitar 650.000 dosis.
Reuters pada Jumat (22/1) melaporkan bahwa AstraZeneca telah memberi tahu pejabat Uni Eropa soal berukurangnya pengiriman vaksin hingga 60 persen menjadi total 31 juta dosis pada kuartal pertama. Hal ini akibat masalah produksi.
Uni Eropa meneken kontrak pembelian sedikitnya 300 juta dosis vaksin AstraZeneca, dengan opsi tambahan 100 juta. Regulator obat Uni Eropa akan menetapkan persetujuan vaksin tersebut pada 29 Januari.
Negara-negara Uni Eropa telah mengalami kekurangan pasokan vaksin, yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, yang menurut perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi.
Belgia menerima tujuh persen dosis lebih sedikit vaksin Pfizer dari yang direncanakan pekan lalu. Negara itu ditetapkan pekan depan akan mendapat 78.390 dosis atau 13 persen lebih sedikit dari yang direncanakan.
Pejabat kesehatan melalui telekonferensi mengatakan pihaknya berharap mendapat akses jarum yang dapat menghasilkan enam dosis per botol, dari lima dosis yang diperkirakan sebelumnya.
Pfizer, yang berkomitmen mengirim sejumlah dosis, kini berencana mengirim vaksin berdasarkan enam dosis per botol. Pejabat kesehatan Belgia berharap agar kesepakatan itu teratasi, agar pengiriman botol tidak terhenti.
"Sedang dalam proses ... tetapi kami berharap, berdasarkan diskusi kemarin, bahwa pekan depan kami akan mendapatkan kabar bagus perihal volume serta kecepatan pengiriman," kata anggota satgas vaksin,Xavier De Cuyper.