REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Jenderal militer Israel Letnan Jenderal Aviv Kochavi memperingatkan pemerintahan Biden untuk tidak bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran 2015. Termasuk, jika Iran rela memperketat persyaratannya.
Dia menambahkan Israel sejauh ini juga telah memerintahkan pasukannya untuk mulai bersiap. Khususnya, untuk kemungkinan tindakan ofensif terhadap Iran di tahun mendatang.
Mengutip AP pada Rabu (27/1) komentar Letnan Jenderal Aviv Kochavi itu datang ketika Israel dan Iran berusaha untuk saling menekan Presiden AS Joe Biden menjelang pengumuman tentang pendekatannya. Mereka mulai menekan Biden untuk menangani program nuklir Iran.
Sebagai informasi, kesepakatan nuklir Iran 2015 bertujuan membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi. Namun Israel sangat menentang kesepakatan itu.
Mereka menyebut perjanjian itu tidak termasuk pengamanan yang cukup untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Karenanya, di masa pemerintahan Trump, Israel menyambut baik penarikan pemerintah AS dari perjanjian tersebut pada 2018.