REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Israel mengancam para pemimpin yang berafiliasi dengan gerakan perlawanan Islam, Hamas, akan memenjarakan mereka jika mereka mencalonkan diri dalam pemilihan Palestina mendatang, kata seorang sumber kepada Anadolu Agency pada Rabu.
Hatem Naji Amr, pemimpin Hamas di Hebron, selatan Tepi Barat mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dia dipanggil oleh intelijen Israel pada Selasa dan diperingatkan untuk tidak mencalonkan diri.
"Mereka mengancam kami dengan hukuman penjara jika kami mencalonkan diri dalam pemilu, baik dari partai, suku atau sebagai [calon] independen," kata Amr.
Omar Barghouthi, mantan tahanan dari Ramallah mengatakan dia memiliki pengalaman serupa ketika intelijen Israel memperingatkannya bahwa "mencalonkan diri untuk pemilihan nanti berarti kembali ke penjara".
"Intelijen Israel menganggap kami sebagai pembuat keputusan de facto dan otoritas nyata di wilayah pendudukan," tambah Barghouthi.
Pemilu Palestina dijadwalkan akan digelar tahun ini dan dimulai dengan pemilihan legislatif pada 22 Mei, diikuti oleh pemilihan presiden pada 31 Juli dan Dewan Nasional pada 31 Agustus. Pemilu legislatif Palestina terakhir diadakan pada 2006 di mana Hamas memenangkan mayoritas.
Pejabat Palestina mengumumkan bahwa Kairo akan menampung faksi-faksi Palestina awal bulan depan untuk membahas cara-cara memastikan proses pemilihan yang sukses.