Senin 01 Feb 2021 11:03 WIB

Militer Myanmar Umumkan Keadaan Darurat Selama Satu Tahun

Militer telah menunjuk seorang jenderal sebagai penjabat presiden Myanmar

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Truk militer terlihat di dalam Balai Kota Yangon, yang sekarang berada di bawah kendali militer Myanmar, di Yangon, Myanmar,  Senin (1/2/2021). Menurut laporan media, anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi, termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi , ditahan oleh militer karena perselisihan yang muncul dari pemilihan yang diadakan pada November 2020, yang hasilnya telah ditentang oleh partai oposisi yang berpihak pada militer. Langkah tersebut diyakini menandakan kudeta oleh militer.
Foto: EPA-EFE / LYNN BO BO
Truk militer terlihat di dalam Balai Kota Yangon, yang sekarang berada di bawah kendali militer Myanmar, di Yangon, Myanmar, Senin (1/2/2021). Menurut laporan media, anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi, termasuk pemimpin Aung San Suu Kyi , ditahan oleh militer karena perselisihan yang muncul dari pemilihan yang diadakan pada November 2020, yang hasilnya telah ditentang oleh partai oposisi yang berpihak pada militer. Langkah tersebut diyakini menandakan kudeta oleh militer.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun, Senin (1/2). Hal itu menyusul penangkapan Pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, serta tokoh politik lain dari partai berkuasa Myanmar para pemimpin dari partai berkuasa Senin dini hari.

Mengutip TV milik militer Myanmar, Myawaddy TV, pihak militer mengumumkan keadaan darurat satu tahun pada Senin (1/2). Pengumuman itu juga mengatakan, bahwa militer telah menunjuk seorang jenderal sebagai penjabat presiden.

Baca Juga

Myawaddy TV mengatakan, langkah darurat militer diperlukan untuk menjaga stabilitas negara. Militer juga menuduh komisi pemilihan negara gagal menangani penyimpangan besar dalam pemilihan umum (pemilu) November. 

"Kekuasaan akan diserahkan kepada panglima militer Min Aung Hlaing," kata pernyataan militer seperti dilansir laman Strait Times, Senin (1/2).

Seorang juru bicara militer tidak menjawab panggilan telepon untuk meminta komentar lebih lanjut. Tindakan darurat militer dilakukan beberapa jam setelah Suu Kyi dan tokoh senior lainnya dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang berkuasa ditahan dalam penggerebekan dini hari.

Itu juga terjadi setelah berhari-hari ketegangan yang meningkat antara pemerintah sipil dan militer yang menimbulkan ketakutan akan kudeta. Rentetan ketegangan terjadi setelah pemilihan yang menurut tentara curang.

Juru bicara NLD Myo Nyunt mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan para pemimpin lainnya telah "dibawa" pada dini hari. "Dengan situasi yang kami lihat terjadi sekarang, kami harus berasumsi bahwa militer melakukan kudeta," katanya.

"Saya ingin memberitahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum," katanya menambahkan.

Dia mengatakan bahwa dia juga diperkirakan akan ditahan. Reuters kemudian tidak dapat menghubunginya.

Menurut pernyataan di stasiun televisi milik militer, tentara Myanmar mengatakan telah melakukan penahanan sebagai tanggapan atas kecurangan pemilu. Saluran telepon ke ibu kota Naypyitaw tidak dapat dihubungi dan TV negara mati beberapa jam sebelum Parlemen dijadwalkan duduk untuk pertama kalinya sejak kemenangan pemilihan umum NLD pada November.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement