REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- BioNTech akan menyediakan hingga 75 juta lebih dosis vaksin ke Uni Eropa pada kuartal kedua tahun 2021. Kepala laboratorium Jerman pada hari Senin (1/2) mengumumkan akan mempercepat pengiriman vaksin virus corona yang dikembangkannya dengan perusahaan Amerika, Pfizer ke blok itu.
"Kedua mitra bermaksud untuk meningkatkan pengiriman dari minggu yang dimulai 15 Februari dan memasok jumlah dosis yang kami janjikan pada kuartal pertama hingga 75 juta dosis tambahan ke Uni Eropa pada kuartal kedua di bawah kontrak yang ada," kata Direktur Keuangan BioNTech, Sierk Poetting dilansir di Euronews, Selasa (2/2).
Tambahan 75 juta vaksin yang akan dikirimkan pada kuartal kedua akan membuat jumlah total dosis Pfizer / BioNTech yang dipasok ke UE pada tahun 2021 menjadi 600 juta, kata kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Twitter.
"Kami bekerja dengan perusahaan farmasi untuk memastikan vaksin dikirim ke Eropa," cuitnya.
Program vaksin UE mendapat kecaman karena peluncurannya yang lambat. Ini diperparah dengan pengumuman berturut-turut bulan lalu Pfizer / BioNTech dan AstraZeneca bahwa pengiriman ke EU27 akan dikurangi sementara karena masalah produksi.
Tingkat vaksinasi di blok itu jauh di bawah negara-negara tetangga Inggris, serta negara-negara seperti Israel dan AS. Namun Pfizer dan BioNTech mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa modifikasi proses produksi di fasilitas Pfizer di Puurs, Belgia, telah berhasil diselesaikan.
"Kedua, lokasi produksi BioNTech di Marburg (Jerman) telah menerima lisensi manufaktur dan akan dapat memulai produksi untuk validasi oleh EMA pada Februari," kata perusahaan.
Perusahaan menambahkan bahwa sedang dalam pembicaraan dengan mitra lain untuk memperkuat kemampuan produksinya. Kedua perusahaan sekarang berencana memproduksi 2 miliar dosis pada tahun 2021, naik dari perkiraan sebelumnya 1,3 miliar.