REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Hasil uji sementara kandidat vaksin Covid-19 dengan metode Ad5-nCoV yang dikembangkan perusahaan biofarmasi China CanSino menunjukkan tidak ada efek samping serius. Dari hasil uji semnetara ini diketahui penggunaannya cukup satu dosis tidak seperti vaksin inaktif yang dikembangkan Sinopharm dan Sinovac.
CanSino akan terus melanjutkan uji klinis tahap ketiga dan hasilnya di beberapa negara akan keluar pada pekan ini, tulis media China, Selasa (2/2).
Tidak seperti vaksin inaktif yang harus disuntikkan dua dosis kepada setiap orang, vaksin Ad5-nCoV cukup disuntikkan satu dosis sudah dapat dua perlindungan pada tubuh manusia, yakni imunitas humoral dan imunitas seluler, dalam waktu bersamaan.
Selain itu vaksin Ad5-nCoV juga cukup disimpan dalam temperatur 2 hingga 8 derajat Celcius dan proses produksinya tidak harus dilakukan di laboratorium biologi dengan keamanan level III seperti halnya vaksin inaktif.
Vaksin model ini lebih bisa diterima di negara-negara berkembang yang memiliki keterbatasan fasilitas.
Dalam mengembangkan vaksin itu CanSino menggandeng Akademi Ilmu Pengetahuan Militer China. Ad5-nCoV adalah vaksin virus Corona pertama yang masuk dalam uji klinis manusia di China. Bahkan menurut para peneliti, Ad5-nCoV merupakan vaksin potensial pertama di dunia yang diuji pada manusia.
Ad5-nCoV menggunakan versi yang lebih lemah dari virus flu biasa (adenovirus) yang menginfeksi sel manusia tetapi tidak menyebabkan penyakit untuk mengirimkan fragmen materi genetik dari SARS-CoV-2 (virus yang menyebabkan COVID- 19). Di sini sistem kekebalan tubuh seseorang akan menciptakan antibodi terhadap spike protein tersebut yang akan membantu melawan virus corona.
Uji klinis tahap ketiga menyertakan 40.000 relawan di 78 klinik yang tersebar di China, Rusia, Meksiko, Pakistan, Argentina, dan Chile.