Rabu 03 Feb 2021 13:31 WIB

IMF Sempat Kirim Bantuan Besar ke Myanmar Sebelum Kudeta

Bantuan tunai IMF untuk memerangi pandemi Covid-19 di Myanmar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Logo IMF
Foto: Flickr
Logo IMF

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Beberapa hari sebelum kudeta militer, Dana Moneter Internasional (IMF) mengirim paket bantuan darurat kepada pemerintah Myanmar senilai 350 juta dolar AS secara tunai. Paket bantuan itu digunakan untuk memerangi pandemi virus corona atau Covid-19. 

Paket bantuan yang dikucurkan oleh IMF merupakan bagian dari program pembiayaan Covid-19 yang dapat dicairkan dengan cepat dan hampir tanpa syarat. Paket bantuan Covid-19 untuk Myanmar disetujui oleh dewan IMF pada 13 Januari. Paket bantuan darurat itu tidak dapat ditarik kembali, dan seluruh dana telah selesai ditransfer kepada pemerintah Myanmar pekan lalu.

Baca Juga

“Kami mengikuti perkembangan yang sedang berlangsung dengan cermat. Kami sangat prihatin tentang dampak peristiwa terhadap ekonomi dan rakyat Myanmar," kata juru bicara IMF dalam sebuah pernyataan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengancam akan memberikan sanksi kepada militer Myanmar. Departemen Luar Negeri AS akan meninjau seluruh bantuan luar negerinya ke Myanmar. Diketahui, AS adalah pemegang saham dominan di IMF. 

IMF telah memberikan pembiayaan darurat virus corona kepada Myanmar sebesar 700 juta dolar AS, termasuk pembiayaan yang diselesaikan pada pekan lalu senilai 116,6 juta dolar melalui Fasilitas Kredit Cepat IMF. Sementara, IMF juga telah mengucurkan dana sebesar 233,4 juta dolar AS kepada Myanmar melalui Instrumen Pembiayaan Cepat.

Baca juga : Seluruh izin Penerbangan di Myanmar Dicabut

IMF mengatakan, kucuran dana tersebut digunakan untuk membantu Myanmar memenuhi kebutuhan neraca pembayaran yang mendesak akibat pandemi virus corona. Dana itu juga digunakan untuk memulihkan stabilitas ekonomi makro dan keuangan Myanmar, sekaligus mendukung sektor-sektor yang terkena dampak. Dana bantuan darurat diberikan dengan cepat dan tidak dapat ditarik kembali. Sejak awal krisis Covid-19, IMF telah memberikan pembiayaan darurat ke 80 negara. 

“Ini bukan program yang dinegosiasikan, tidak ada persyaratan dan tidak ada tinjauan ke depan dengan pencairan terkait dengan tinjauan tersebut. Saya tidak mengetahui adanya preseden di mana uang yang telah disetujui oleh dewan IMF dapat ditarik kembali," ujar mantan ekonom IMF dan pejabat Departemen Keuangan AS, Stephanie Segal.

Dua sumber yang mengetahui pemberian dana darurat tersebut mengatakan, pembiayaan cepat memberikan keleluasaan bagi pemerintah untuk membelanjakan uang tersebut. Skenario terbaik yakni pemerintah Myanmar membelanjakan uang tersebut untuk bangkit dari kekacauan politik secara cepat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement