Rabu 03 Feb 2021 15:10 WIB

Bantuan IMF ke Myanmar tidak Bisa Ditarik Kembali

IMF mentransfer 350 juta dolar AS ke Myanmar untuk bantuan Covid-19 sebelum kudeta

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Logo Dana Moneter Internasional (IMF) di luar kantor pusatnya di Washington, DC, AS
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Logo Dana Moneter Internasional (IMF) di luar kantor pusatnya di Washington, DC, AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pekan lalu International Monetary Fund (IMF) mentransfer 350 juta dolar AS ke pemerintah Myanmar. Paket bantuan itu untuk membantu negara Asia Tenggara tersebut mengatasi dampak pandemi Covid-19.

Beberapa hari kemudian militer Myanmar merebut kekuasaan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi serta politisi sipil lainnya. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mereka menetapkan langkah tersebut sebagai kudeta.

Baca Juga

Tampaknya hanya sedikit yang dapat dilakukan IMF untuk menarik kembali dana yang bagian dari program bantuan Covid-19. Salah satu sumber mengatakan dewan IMF tidak mengajukan syarat apapun saat menyetujui paket bantuan yang cair pada 13 Januari lalu itu.

"Kami mengikuti perkembangan yang sedang berlangsung dengan cermat, kami sangat prihatin dengan dampak peristiwa ini pada rakyat dan ekonomi Myanmar," kata juru bicara IMF dalam pernyataannya, Selasa (2/2) kemarin.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghadapi krisis internasional pertamanya sejak berkuasa dua pekan yang lalu. Ia mengancam akan memberlakukan sanksi-sanksi baru pada jenderal Myanmar dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan meninjau ulang bantuan ke negara Asia Tenggara itu.

Baca juga : IMF Sempat Kirim Bantuan Besar ke Myanmar Sebelum Kudeta

AS pemilik saham terbesar di IMF yang menyalurkan bantuan sebesar 700 juta dolar AS untuk membantu Myanmar menghadapi dampak ekonomi pandemi Covid-19. Selain dana yang dikirimkan pekan lalu IMF juga menyalurkan 116,6 juta dolar AS melalui Fasilitas Kredit Cepat dan 233,4 juta dolar Instrumen Pendanaan Cepat.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement