REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Istana kepresidenan Rusia, Kremlin, yakin pihaknya dapat dengan mudah mengatasi protes nasional atas penangkapan politisi Alexei Navalny. Kremlin juga siap untuk mengizinkan penggunaan lebih banyak kekuatan terhadap demonstran jika perlu. Hal itu dikatakan oleh dua sumber yang dekat dengan Kremlin yang enggan menyebutkan identitasnya.
Navalny adalah kritikus dalam negeri utama terhadap Presiden Vladimir Putin. Dia diputuskan dipenjara selama hampir tiga tahun Selasa (3/2) dalam kasus yang memicu tiga protes nasional. Ini juga menjadi kecaman keras Barat sehingga ada pembicaraan tentang sanksi terhadap Moskow.
Ribuan orang telah ditahan karena protes. Beberapa sekutu utama Navalny juga banyak yang berada dalam tahanan rumah atau di luar Rusia. Polisi telah menggunakan taktik yang semakin keras, memukul para pengunjuk rasa, dan dalam beberapa kasus, mengecam wartawan.
"Ini hanya pemanasan," kata salah seorang sumber. "Petualangan sesungguhnya pasti datang nanti. Sebuah skenario di mana kami melihat reaksi yang semakin kuat di seluruh negeri benar-benar realistis."
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan pada Kamis (4/2), bahwa polisi telah menggunakan tindakan balasan yang tegas. Tindakan itu dikatakan legal dalam menanggapi apa yang disebut Peskov banyak serangan terhadap polisi oleh pengunjuk rasa yang mengambil bagian dalam demonstrasi ilegal.