REPUBLIKA.CO.ID, PHNOMPENH -- Putri mendiang kolektor barang antik asal Inggris, Douglas Latchford, mengembalikan koleksi artefak asal Kamboja ke negara itu. Kementerian Kebudayaan dan Seni Kamboja mengonfirmasi kabar tersebut setelah bernegosiasi selama tiga tahun.
Lebih dari 100 objek budaya Khmer berupa batu, serta banyak properti budaya Khmer lainnya, akan diberikan kepada Kamboja. Keputusan ini diambil setelah kedua belah pihak menandatangani perjanjian untuk pengembalian properti budaya Khmer pada 18 September 2020.
"Karya utama ini berasal dari abad ke-6 hingga periode pasca-Angkor dan termasuk harta Khmer dari kota kerajaan Koh Ker dan Angkor," tulis keterangan resmi Kementerian Kebudayaan dan Seni Kamboja dilansir dari kantor berita Xinhua pada Sabtu (7/2).
"Barang antik ini merupakan salah satu koleksi warisan budaya Khmer terbesar di luar Kamboja dan akan dipamerkan di Phnom Penh di Museum Nasional," lanjut keterangan Kementerian Kebudayaan dan Seni Kamboja.
Menurut pernyataan resmi tersebut, lima barang pertama, termasuk patung batu pasir Siwa dan Skanda serta boneka kapal perunggu, akan segera tiba. Nantinya ada pengumuman lebih lanjut tentang kedatangan potongan besar lainnya dalam tahapan yang berbeda.
"Kembalinya mahakarya ini ke Kamboja menggarisbawahi komitmen Kamboja untuk repatriasi kekayaan budayanya ke kerajaan," kata Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Phoeurng Sackona.
"Kembalinya mereka merupakan peristiwa luar biasa bagi rakyat Kamboja dan dunia," lanjut Sackona yang berterima kasih kepada Nawapan Kriangsak, putri mendiang Latchford, karena telah mengembalikan barang antik ke Kamboja.
Nawapan Kriangsak sendiri menyatakan senang koleksi benda antik Kamboja bisa kembali ke asalnya. "Saya senang koleksi lengkap ini, yang dikumpulkan selama beberapa dekade, akan dikembalikan ke rumah leluhur mereka di Kerajaan Kamboja," kata dia.
Douglas Latchford adalah kolektor terkemuka asal Inggris dan ikut menulis tiga buku tentang benda antik dan budaya Kamboja. Sosoknya sempat menjadi kontroversi karena dituduh menyelundupkan artefak ke rumahnya di Bangkok dan London.
Pada November 2019, penuntut federal di New York City, AS menuntut Latchford atas dugaan memalsukan dokumen asal, faktur pembelian, dan pengiriman untuk memindahkan relik era Khmer ke koleksi pribadi, museum, dan rumah pelelangan di seluruh dunia.
Latchford meninggal pada Agustus 2020 dan mewariskan seluruh koleksi ke putrinya Nawapan Kriangsak. Tuntutan terhadapnya berakhir setelah ia meninggal. Sepanjang hidupnya, Latchford, menurut Art Newspaper, telah membantah melakukan penyelundupan.