REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Layanan internet di Myanmar dikabarkan sudah dapat kembali diakses pada Ahad (7/2). Laporan ini menyusul langkah pemerintah memblokir aktivitas daring sehari sebelumnya. Pemblokiran diduga buntut dari meluasnya protes massal terhadap kudeta awal pekan ini.
Laporan AP pada Ahad menyebut pihak berwenang telah memutus akses ke internet sejak Sabtu (6/2). Kondisi ini membuat kekhawatiran pemadaman informasi secara menyeluruh. Namun, pada Ahad (7/2) sore, pengguna internet di Yangon melaporkan bahwa akses data di ponsel mereka tiba-tiba pulih.
Pada Sabtu, gelombang protes di Myanmar tumbuh dari ratusan menjadi ribuan orang. Kondisi ini disebut membuat pihak berwenang memutus sebagian besar sambungan ke internet. Namun, adanya celah di sistem pemblokiran jaringan, memungkinkan beberapa berita tetap mengalir dan tersiar dari sana.
Platform media sosial seperti Facebook dan Twitter sebelumnya diperintahkan diblokir, tetapi tetap dapat diakses sebagian. Platform media sosial telah menjadi sumber utama berita independen serta alat pengorganisir untuk protes.
Netblocks, layanan berbasis di London yang melacak gangguan dan pemadaman internet, mengonfirmasi bahwa telah ada pemulihan sebagian dari konektivitas internet Ahad. Namun, lembaga ini mencatat bahwa itu mungkin sementara dan media sosial tetap diblokir.
Baca juga : Demo Myanmar Hari Ini Disebut Terbesar Sejak 2007