REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kelompok pengawas internet pada Senin (8/2) menyampaikan blokir akses internet di Myanmar perlahan-lahan mulai dicabut usai terjadinya kudeta.
Netblocks, yang berbasis di Inggris, menerangkan sepekan setelah gangguan internet di Myanmar di tengah kudeta militer dan penahanan para pemimpin sipil, konektivitas telah kembali ke 95 persen dari tingkat biasa.
“Namun, media sosial tetap dibatasi untuk banyak orang dan situasinya tetap tegang,” cuit Netblocks pada Senin (8/2).
Sebelumnya, Junta militer Myanmar menutup layanan internet di seluruh negeri di tengah protes anti-kudeta,
"Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar (MoTC) telah memerintahkan semua operator seluler untuk menutup sementara jaringan data di Myanmar. Layanan suara dan SMS tetap terbuka," kata raksasa telekomunikasi Norwegia Telenor yang mengoperasikan jaringan seluler terbesar kedua di Myanmar.
Baca juga : Ini Arti Simbol Tiga Jari Demonstran Lawan Militer Myanmar
Langkah itu dilakukan setelah otoritas memblokir Facebook, Twitter, dan Instagram menyusul kudeta militer tak berdarah terhadap pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi, yang menjalankan menjadi penasihat negara sejak 2016.