Senin 22 Feb 2021 16:58 WIB

Pendukung Republik Ingin Gabung Partai Donald Trump

Hampir separuh pendukung Partai Republik memilih partai yang dibentuk Donald Trump

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Mantan Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Mantan Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jajak pendapat yang digelar Suffolk University dan surat kabar USA Today menemukan 48 persen pendukung Partai Republik mengatakan akan meninggalkan partai tersebut. Lalu bergabung dengan partai yang dibentuk mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Hanya 27 persen pendukung Partai Republik yang mengatakan akan bertahan di partai tersebut. Sementara, sisanya mengatakan belum memutuskan.

Baca Juga

"Kami merasa Partai Republik tidak berjuang cukup keras untuk kami dan kami melihat Donald Trump akan berjuang untuk kami sekeras yang ia bisa, setiap hari," kata seorang pemilik usaha kecil di Milwaukee pada USA Today seperti dikutip The Hill, Senin (22/2).

"Namun kemudian Anda memiliki anggota Partai Republik yang mapan yang sepakat dengan anggota Partai Demokrat yang mapan dan semuanya dan mereka tidak melawan balik," tambah pengusaha tersebut.

Trump belum memberikan detail mengenai masa depan politiknya setelah berhasil dibebaskan dari sidang pemakzulan yang kedua. Trump menyerang anggota Partai Republik termasuk Ketua Senat Mitch McConnell.

McConnell tidak memvonis Trump dengan alasan tidak konstitusional menyatakan presiden yang sudah tidak lagi menjabat bersalah. Tetapi usai Senat membebaskan mantan presiden yang didukung Partai Republik itu McConnell mengatakan Trump bertanggung jawab secara 'moral' atas kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari lalu.  

"Dia belum lolos dari apa pun," kata McConnell di sidang Senat saat itu.

"Mitch politisi suram, tidak pernah tersenyum dan kelam, dan bila Senator-senator Partai Republik tetap bersamanya, mereka tidak akan pernah menang lagi," kata Trump menanggapi pernyataannya McConnell.

"Ia tidak akan pernah melakukan yang perlu dilakukan atau apa yang benar untuk Negara kami, jika perlu dan tepat, saya akan mendukung saingan utama yang mendukung  Making America Great Again dan kebijakan America First kami, kami ingin pemimpin yang kuat, brilian, bijaksana dan penuh kasih," tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement