Presiden daerah Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan, menawarkan diri untuk bertindak sebagai mediator antara Pashinyan dan staf umum. "Kami sudah menumpahkan cukup darah. Saatnya untuk mengatasi krisis dan melanjutkan hidup. Saya di Yerevan dan saya siap menjadi mediator untuk mengatasi krisis politik ini," katanya mendesak semua pihak untuk tidak melakukan eskalasi.
Menyerahkan wilayah
Gencatan senjata ditandatangani oleh para pemimpin Armenia, Azerbaijan, dan Rusia November lalu. Keputusan itu menghentikan aksi militer di dalam dan sekitar daerah yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni oleh etnis Armenia.
Berdasarkan perjanjian, pasukan etnis Armenia menyerahkan sebagian wilayah di dan sekitar Nagorno-Karabakh kepada Azerbaijan dalam konflik yang menewaskan ribuan orang. Keputusan ini menimbulkan marah bagi beberapa pihak, termasuk lahirnya demonstrasi yang menuntut Pashinyan mundur sebagai perdana menteri.
Sekitar 2.000 tentara penjaga perdamaian Rusia sekarang dikerahkan ke wilayah tersebut. Rusia juga memiliki pangkalan militer di Armenia, bekas republik Soviet.