REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengatakan mereka mengikuti secara dekat wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Guinea. CDC mengatakan risiko Ebola ke AS sangat rendah.
"Karena sangat berhati-hati, pemerintah AS akan menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk sejumlah kecil pelancong yang datang dari DRC dan Guinea," kata CDC dalam sebuah pernyataan Jumat (26/2) malam.
"Pemerintahan Biden berkomitmen untuk bekerja erat dengan negara-negara yang terkena dampak untuk mengakhiri wabah ini sebelum berkembang menjadi epidemi," kata CDC.
Guinea memulai kampanye vaksinasi Ebola pada Selasa, kata Organisasi Kesehatan Dunia awal pekan ini. Pihak berwenang berlomba untuk menahan kebangkitan pertama virus di sana sejak wabah terburuk di dunia pada 2013-2016.
Kebangkitan virus, yang menyebabkan perdarahan hebat dan kegagalan organ serta menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh, telah membuat khawatir pemerintah di kawasan dan organisasi kesehatan internasional. Khawatir bahwa wabah besar dapat membuat kewalahan infrastruktur kesehatan yang sudah memerangi pandemi.
CDC mengatakan pada Jumat bahwa mulai minggu depan, pelancong dari DRC dan Guinea akan disalurkan ke enam bandara AS. Maskapai akan mengumpulkan informasi penumpang untuk tindak lanjut dan intervensi kesehatan masyarakat bagi semua penumpang yang menaiki penerbangan ke AS yang berada di DRC atau Guinea dalam 21 hari sebelumnya, dilansir dari Reuters.