Pada 2018, Maroko memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran karena dukungan mereka terhadap Front Polisario. Maroko juga mengusir setidaknya 70 staf PBB pada 2016 setelah Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon menggambarkan pencaplokan Sahara Barat oleh Maroko sebagai "pendudukan".
Sebelumnya, Berlin tidak mengundang Rabat dalam konferensi internasional untuk membahas situasi di Libya pada Januari 2020. Ketika itu, Jerman kepala negara dari negara-negara yang terlibat konflik di Libya dan perwakilan dari Uni Eropa, Uni Afrika, dan Liga Arab. Maroko terkejut karena tidak menerima undangan ke konferensi tersebut. Pemerintah Rabat menyatakan, mereka memiliki peran penting dalam upaya internasional untuk mengakhiri konflik di Libya.