REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dari Amerika Serikat (AS) skeptis terhadap rejimen sekali pakai untuk vaksin Covid-19 Pfizer Inc dan Moderna Inc. Menurut mereka, tidak ada cukup bukti kalau dosis tunggal memberikan perlindungan jangka panjang.
"Sangat penting kalau vaksin ini digunakan sebagaimana diizinkan oleh FDA untuk mencegah Covid-19 dan rawat inap serta kematian terkait,” kata Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, Peter Marks dikutip dari Reuters, Ahad (7/3).
Diketahui, FDA akhir tahun lalu menyetujui rejimen dua dosis untuk vaksin dari Moderna Inc dan dari kemitraan Pfizer Inc serta BioNTech SE. Baru-baru ini disetujui penggunaan rejimen satu dosis untuk vaksin dari Johnson dan Johnson.
Beberapa ilmuwan dan pembuat undang-undang telah menyerukan untuk beralih ke rejimen satu dosis untuk semua vaksin. Studi pendahuluan yang menunjukkan satu suntikan bisa efektif. Mereka berpendapat beralih ke satu suntikan akan memungkinkan AS untuk mempercepat laju vaksinasi.