Rabu 10 Mar 2021 12:10 WIB

Tak Ikuti Perintah Junta, Dubes Mynmar Dipanggil Pulang

Dubes Myanmar Kyaw Zwar Minn meminta junta membebaskan Suu Kyi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Massa membawa tameng saat berunjuk rasa menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Selasa (9/3).
Foto: AP
Massa membawa tameng saat berunjuk rasa menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Selasa (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Pemerintah yang kini berkuasa di Myanmar memanggil Duta Besar Myanmar untuk Inggris Kyaw Zwar Minn, Selasa (9/3). Pemanggilan ini terjadi sehari setelah Kyaw Zwar Minn mendesak militer untuk membebaskan Aung San Suu Kyi.

Saluran berita MRTV mengatakan, Kyaw Swar Min merilis pernyataan itu tanpa mengikuti perintah. "Karena dia tidak berperilaku sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan, perintah (dikeluarkan) untuk memanggil dan memindahkannya kembali ke kementerian luar negeri," lapor MRTV dikutip laman Aljazirah, Rabu (10/3).

Baca Juga

Sebelumnya, Kyaw Zwar Minn menyerukan pembebasan pemimpin negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint. Desakan Dubes Minn menjadi pemberontakan diplomatik yang semakin meluas dalam melawan junta di Myanmar.

"Kami meminta pembebasan Penasihat Negara Daw Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Myint," kata Kyaw Zwar Minn dalam pernyataannya pada Senin malam.

Desakan dari Dubes Minn diucapkan setelah berbicara dengan Menlu Dominic Raab dan Menteri Inggris untuk Asia, Nigel Adams. Inggris telah menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi dan para pemimpin lainnya yang digulingkan dalam kudeta militer 1 Februari. Mereka juga menuntut pemulihan demokrasi.

Protes Meluas

Aksi unjuk rasa memprotes militer kian berlanjut di kota-kota besar hingga kecil di seluruh Myanmar hingga Selasa (9/3) meski ancaman aparat polisi meningkat. Aksi massa kemudian banyak yang dengan cepat dibubarkan oleh aparat keamanan yang menembakkan gas air mata dan granat kejut.

Sekitar 1.000 pendemo muncul dengan kehati-hatian di jalan kota terbesar kedua negara itu, Mandalay. Mereka yang berbaris berkumpul hanya beberapa menit sebelum bubar untuk menghindari kemungkinan konfrontasi dengan polisi anti huru hara. Kelompok lain melakukan protes keliling, mengemudi di jalan-jalan dengan sepeda motor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement