REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dapat menerima pengiriman kedua 50 juta dosis vaksin Covid-19 dari China jika kedua negara mencapai kesepakatan. Hal itu diungkap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (12/3).
"Pengiriman kedua mungkin akan tiba dari China. Jika kami menyetujui hal itu, kami dapat membeli 50 juta (dosis) tambahan dari China," kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul setelah Salat Jumat.
Mengenai pembatasan dan tindakan yang diambil terhadap virus corona, dia mengatakan “kemunculan varian Covid-19 yang berfluktuasi tentu membuat kami sulit membuat keputusan."
Dia juga mengatakan negara itu akan terus melonggarkan pembatasan terkait virus korona tetapi menambahkan prioritas pemerintah tetap pada "kesejahteraan warga kami."
Mengenai pembelian vaksin lainnya, Erdogan mengatakan perjanjian Turki dengan China dan Jerman sedang berlangsung, menambahkan bahwa ada pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Rusia menuju kesepakatan.
Sejauh ini, lebih dari 10,55 juta dosis vaksin telah didistribusikan di seluruh Turki, menurut angka resmi. Mereka termasuk 7,83 juta dosis pertama dan lebih dari 2,72 juta dosis kedua. Turki memulai kampanye vaksinasi massal pada 14 Januari.
Mesir, Arab Saudi