REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu kepala fraksi Hizbullah di parlemen Lebanon Mohammad Raad di Moskow, Senin (15/3). Mereka membahas perkembangan situasi di Lebanon dan kawasan Timur Tengah.
Dalam pertemuan itu, Lavrov menyatakan, Rusia mendukung penuh kedaulatan, persatuan, dan integritas teritorial Lebanon. "Dia (Lavrov) menekankan perlunya menangani masalah-masalah mendesak dalam agenda nasional melalui dialog luas yang melibatkan perwakilan dari semua kelompok agama terkemuka dalam masyarakat Lebanon secara eksklusif di bidang hukum dan tanpa campur tangan asing," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu Agency.
Lavrov menekankan kebutuhan mendesak perihal pembentukan pemerintahan baru yang dipimpin Saad Hariri agar negara tersebut dapat keluar dari krisis. Lavrov pun menyinggung tentang konflik Suriah. Ia mengatakan sangat penting untuk memulangkan pengungsi Suriah, termasuk mereka yang berasal dari Lebanon.
Hal itu demi stabilitas yang dapat diandalkan di kawasan. "Lavrov menekankan komitmen teguh Rusia untuk mencapai perdamaian yang komprehensif di Timur Tengah sesuai dengan kerangka hukum internasional yang ada," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Lavrov dan Raad juga berbicara tentang kerja sama bilateral Rusia-Lebanon, termasuk dalam memerangi pandemi virus korona. Kunjungan Raad ke Moskow terjadi beberapa hari setelah Lavrov menyelesaikan tur lawatannya ke negara-negara Arab.
Sejak peristiwa ledakan besar yang mengguncang Beirut pada 2020, Lebanon didera krisis politik. Sebab pasca-ledakan itu, pemerintahan mengundurkan diri. Hingga kini Lebanon belum dapat membentuk pemerintahan baru.