Selasa 16 Mar 2021 16:55 WIB

Sekolah Indonesia di Yangon Dibuka untuk Penampungan WNI

KBRI akan membantu pemulangan mandiri bagi WNI yang berada di Myanmar

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Pengunjuk rasa anti-kudeta memberikan penghormatan tiga jari selama unjuk rasa malam yang diterangi cahaya lilin di Yangon, Myanmar Minggu, 14 Maret 2021. Setidaknya empat orang ditembak mati selama protes di Myanmar pada hari Minggu, ketika pasukan keamanan melanjutkan tindakan keras mereka terhadap perbedaan pendapat menyusul kudeta militer bulan lalu.
Foto: ap/AP
Pengunjuk rasa anti-kudeta memberikan penghormatan tiga jari selama unjuk rasa malam yang diterangi cahaya lilin di Yangon, Myanmar Minggu, 14 Maret 2021. Setidaknya empat orang ditembak mati selama protes di Myanmar pada hari Minggu, ketika pasukan keamanan melanjutkan tindakan keras mereka terhadap perbedaan pendapat menyusul kudeta militer bulan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kondisi Myanmar kini kian tak kondusif menyusul gelombang protes melawan kudeta militer yang hampir berjalan 50 hari. Warga Negara Indonesia (WNI) di kota-kota di Myanmar pun diimbau untuk tetap tenang dan selalu mengikuti imbauan dari pemerintah Indonesia dalam hal ini Kedutaan Besar RI (KBRI) di Yangon.

Duta Besar (Dubes) untuk Myanmar Iza Fadri menuturkan bahwa pemerintah RI sudah menyiapkan penampungan bagi WNI yang khawatir akan situasi yang kian membara di Myanmar. Kekerasan aparat keamanan terhadap pendemo damai terus berlanjut sehingga menimbulkan korban jiwa di antara para pengunjuk rasa.

Baca Juga

"Kita siapkan penampungan di sekolah Indonesia di Yangon bagi WNI yang merasa tidak aman," ujar Dubes Iza ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (16/3). Menurut pantauannya, sudah lima WNI yang berada di penampungan sekolah RI di Yangon, sementara tiga lainnya sudah kembali ke rumah masing-masing.

Dubes Iza juga mengatakan, bahwa pihak KBRI akan membantu pemulangan mandiri bagi WNI yang menginginkan kembali ke Tanah Air. "Kita juga bantu repatriasi mandiri bagi yang ingin pulang," tutur dia.

Sudah sekitar 50 WNI kembali ke Tanah Air menggunakan penerbangan khusus. "Bagi WNI yang tidak memiliki keperluan esensial di Myanmar diimbau agar mempertimbangkan untuk pulang ke Indonesia melalui penerbangan khusus yang masih tersedia yaitu Singapore Airlines dan Myanmar Airlines," kata keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.

Kendati demikian, dengan mempertimbangkan situasi terakhir yang mana diberlakukannya darurat militer di sejumlah wilayah di Myanmar, pemerintah RI masih memandang bahwa belum mendesak dilakukan evakuasi seluruh WNI di Myanmar. "Kondisi WNI saat ini relatif aman," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Teuku Faizasyah kepada Republika.co.id, Selasa (16/3).

Kemenlu dan KBRI Yangon juga akan membantu pengurusan charter flight jika memang opsi tersebut diminati para WNI. "Kemenlu dan KBRI terus memonitor perkembangan terakhir dan telah menyediakan akses hotline untuk membantu para WNI," ujar pernyataan Kemenlu RI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement