Kamis 18 Mar 2021 19:05 WIB

Helikopter Ditembak Jatuh, 9 Tentara Afghanistan Tewas

Pemerintah Taliban tengah menjalin pembicaraan damai dengan kelompok Taliban.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Seorang tentara Afghanistan berjaga-jaga, ilustrasi
Foto: EFE/JAWAD JALALI
Seorang tentara Afghanistan berjaga-jaga, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah helikopter ditembak jatuh di distrik Behsud, Provinsi Maidan Wardak, Afghanistan, Kamis (18/3). Sebanyak sembilan personel keamanan tewas dalam insiden tersebut.

Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut. Sejumlah pejabat menduga pemberontak yang berafiliasi dengan pemimpin milisi Syiah Ali Pur merupakan pelaku serangan.

Baca Juga

Dilaporkan laman Anadolu Agency, Ali Pur, seorang yang memproklamirkan diri sebagai pemimpin bersenjata kelompok Syiah-Hazara, dibebaskan pemerintah tahun lalu. Syaratnya, dia tidak akan menyebabkan kerusuhan di Provinsi Maidan Wardak.

Di tempat terpisah, sebuah bom yang menargetkan minibus meledak di Kabul pada Kamis pagi. Setidaknya tiga pegawai pemerintah tewas dalam insiden tersebut. Sebanyak 10 orang lainnya mengalami luka-luka.

Saat ini, Pemerintah Taliban tengah menjalin pembicaraan damai dengan kelompok Taliban. Namun proses itu belum menghasilkan kemajuan yang signifikan. Guna merangsang negosiasi lebih lanjut, Pemerintah Afghanistan menyatakan siap mendiskusikan penyelenggaraan pemilu.

“Kami siap berdiskusi tentang penyelenggaraan pemilu yang bebas, adil, dan inklusif di bawah naungan komunitas internasional. Kami juga dapat berbicara tentang tanggal pemilihan dan mencapai kesimpulan," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani saat membuka sidang parlemen pada 6 Maret lalu.

Dia menekankan transfer kekuasaan melalui pemilu adalah prinsip yang tak bisa dinegosiasikan. "Saya menyarankan mereka yang pergi ke gerbang ini atau itu untuk mendapatkan kekuasaan adalah bahwa kekuatan politik di Afghanistan memiliki gerbang, dan kuncinya adalah suara rakyat Afghanistan," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement