REPUBLIKA.CO.ID, TIGRAY— Pemerintah Ethiopia telah menolak tuduhan Amerika Serikat atas tindakan pembersihan etnis di wilayah Tigray. Tuduhan ini disebut sebagai pernyatan yang sepenuhnya tidak berdasar dan palsu.
Dilansir dari Aljazeera, Kementerian Luar Negeri Ethiopia mengatakan menentang tuduhan tersebut.
"Tidak ada selama atau setelah akhir operasi penegakan hukum utama di Tigray dapat diidentifikasi atau didefinisikan oleh standar apa pun sebagai pembersihan etnis yang disengaja dan ditargetkan terhadap siapa pun di wilayah itu," katanya.
Pada Kamis itu, juru bicara wilayah Amhara Ethiopia, yang bertetangga dengan Tigray, juga membantah tuduhan itu sebagai propaganda.
Kementerian mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihaknya siap untuk bekerja dengan para ahli hak asasi manusia internasional untuk melakukan penyelidikan atas tuduhan pelanggaran, sementara juga mencatat bahwa pemerintah di Addis Ababa sangat mementingkan hubungan jangka panjang dan strategisnya dengan Amerika Serikat.
"Mereka berkomitmen untuk bekerja erat dengan pemerintah AS saat ini dalam memperkuat lebih lanjut dan meningkatkan hubungan bilateral penting ini selama tahun-tahun mendatang,” jelas kementerian.
Konflik di Tigray telah terjadi sejak awal November. Setelah berbulan-bulan terjadi ketegangan, Perdana Menteri Abiy Ahmed melancarkan operasi militer terhadap partai yang memerintah di wilayah utara itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), menuduh mereka menyerang kamp-kamp tentara federal.
Abiy, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2019, menyatakan kemenangan setelah pasukan pro-pemerintah merebut ibu kota daerah Mekelle pada akhir November. Meskipun TPLF berjanji untuk terus berjuang dan bentrokan terus berlanjut di wilayah tersebut.
Pertempuran itu diyakini telah menewaskan ribuan orang...