REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menyebut ada 135 warga negaranya yang merupakan mantan anggota Daesh tersebar di wilayah perbatasan Turki dan Suriah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan, berdasarkan hasil verifikasi hingga 2020 lalu, ada sekitar 20 WNI yang berada di kamp wilayah perbatasan Turki. "Sebanyak 20 WNI yang berusia dewasa dan anak-anak itu berada di Kamp Reyhanli, Kamp Gaziantep, dan Kamp Latakia," ujar Boy menjelaskan.
Sementara, 115 WNI lainnya berada di Suriah dan tersebar di Kamp Al Roj, Kamp Al Hoj, dan Kamp Ain Issa. Boy Rafli juga menyatakan lembaganya mencatat ada sekitar 272 WNI lain yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
"Kami duga 272 ini di antaranya telah meninggal dunia dan melakukan relokasi ke daerah-daerah konflik lainnya, seperti Yaman, Afghanistan, dan Filipina Selatan," kata Boy Rafli saat rapat dengan Komisi III DPR pada Senin.
Pemerintah, kata dia, telah membentuk Satuan Tugas Foreign Terrorist Fighter (FTF) untuk melakukan verifikasi terhadap jumlah WNI yang berada di luar negeri dan bergabung dengan kelompok teroris.
Rencananya, setelah pandemi berakhir dan dibukanya jalur penerbangan di sejumlah negara, Satgas FTF akan mengunjungi WNI yang berada di perbatasan Turki dan Suriah. Setelah itu, lembaganya, kata dia, akan memberikan masukan kepada pemerintah dan juga anggota DPR mengenai nasib WNI tersebut.
Baca juga : Dua WNA Jadi WNI Setelah Puluhan Tahun Tinggal di Bali
"Karena banyak juga pihak yang melakukan desakan kepada negara kita untuk melakukan repatriasi terhadap mereka yang saat ini berada di luar negeri, tentu ini belum sampai pada keputusan itu, tapi tentu harus ada verifikasi," kata Boy.