REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin dalam perolehan suara sementara pemilihan anggota parlemen (Knesset), tetapi gagal mengamankan kursi mayoritas. Hal itu menurut hasil hitung cepat yang diumumkan Selasa malam (23/3) oleh saluran TV Israel.
Channel 13 mengatakan, Likud memperoleh 31 kursi dan mengungguli partai lain, tetapi tidak mencapai mayoritas yang disyaratkan untuk membentuk pemerintahan. Menurut laporan tersebut, kubu Netanyahu, yang terdiri dari Partai Likud dan koalisi, memperoleh 54 dari 120 kursi. Sementara, kubu oposisi memperoleh 59 kursi, dengan partai sayap kanan Yamina mengamankan tujuh kursi.
Berbeda dengan laporan itu, Channel 12 melaporkan bahwa kubu Netanyahu memperoleh 53 kursi, sedangkan kubu oposisi memenangkan 59 kursi dan partai Yamina delapan kursi.
Sementara itu, Channel 11 mengatakan bahwa kubu Netanyahu mendapatkan 54 kursi, sementara kubu oposisi memperoleh 59 kursi, dengan partai Yamina memenangkan tujuh kursi.
Menurut Channel 13 dan 11, Aliansi Daftar Gabungan partai-partai Arab yang dipimpin oleh Ayman Odeh memperoleh delapan kursi, sementara menurut Channel 12, aliansi itu memperoleh sembilan kursi.
Daftar Arab Bersatu yang dipimpin oleh Mansour Abbas gagal melewati ambang batas pemilihan menurut semua saluran televisi, kemunduran nyata bagi anggota parlemen Arab, yang sebelumnya berhasil mengamankan 15 kursi di Knesset.
Terlepas dari kemajuan kampanye anti-Netanyahu, gerakan itu terlihat tidak memiliki harmoni karena beranggotakan partai-partai sayap kanan, tengah, sayap kiri dan Arab. Partai-partai ini akan kesulitan menyepakati siapa yang akan memimpin pemerintahan baru.