REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebuah perusahaan China akan memproduksi lebih dari 60 juta dosis vaksin virus corona Sputnik V asal Rusia, kata lembaga investasi langsung Rusia (RDIF) melalui keterangan resmi pada Senin (29/3).
RFID telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan perusahaan bioteknologi China, Shenzhen Yuanxing Gene-tech, dan mulai memproduksinya pada Mei tahun ini, kata pernyataan RDIF.
Rusia adalah negara pertama yang mendaftarkan vaksin Covid-19 untuk penggunaan publik dan negara pertama yang meluncurkan program vaksinasi massal. Vaksin Sputnik V diberikan melalui dua suntikan dan dapat dikombinasikan dengan antigen lain, termasuk yang digunakan untuk melawan flu. Perbedaan antara kedua dosis itu adalah pada jenis adenovirus yang digunakan untuk mengirimkan vaksin ke sel-sel tubuh.
Menurut jurnal medis The Lancet, hasil sementara dari uji coba Fase 3 Sputnik V menunjukkan kemanjuran 91,6 persen dari dua dosis vaksin berbasis adenovirus.
Baca juga : Cerita Tentara Arab Saudi yang Membelot Bela Houthi