REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki saat ini menampung lebih dari 3,6 juta pengungsi Suriah. Hal itu diungkap menteri dalam negeri negara itu Suleyman Soylu pada Rabu (31/3).
"Jumlah warga Suriah yang tercatat secara resmi mendapatkan perlindungan sementara di Turki berjumlah 3.664.873," kata Soylu saat berbicara di provinsi Balikesir pada pertemuan evaluasi tahunan.
Jumlah warga asing yang tinggal di Turki dengan izin tinggal atau kerja (residence/work permit) saat ini mencapai 1.032.348 orang, kata Soylu.
Sambil mengkritik dunia Barat, Mendagri Turki mengatakan bahwa Barat tengah sibuk menangani krisis pandemi, tetapi mengabaikan krisis migrasi.
“Tak hanya yang berasal dari Suriah, tapi ada masalah migrasi juga di Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan,” kata Soylu.
Dia mencatat bahwa Turki adalah negara yang menampung jumlah pengungsi terbesar di dunia.
"Kami belum menentukan kebijakan migrasi berdasarkan motif ekonomi atau politik," kata Soylu, mencatat bahwa negaranya membuat kebijakan migrasi berdasarkan nilai leluhur negara berusia 2.200 tahun serta nilai-nilai peradaban, dan kepercayaannya.
Soylu menggarisbawahi bahwa sekitar 103.858 orang dideportasi dari Turki pada 2019, serta 41.379 orang pada 2020, dan jumlah proses deportasi sejak awal tahun ini mencapai 22.115.
Selain itu, sementara 454.662 migran gelap ditahan pada 2019 di Turki, jumlah ini turun menjadi 122.302 tahun lalu karena pandemi, ujar dia.
Mendagri Soylu mencatat bahwa hingga 24 Maret tahun ini, 22.115 migran gelap telah ditahan oleh pasukan keamanan Turki.
"Kami ingin memperingatkan Eropa, organisasi Frontex (badan perbatasan Uni Eropa) ini telah diukir dalam sejarah Anda sebagai tanda hitam, sebagai perilaku eksploitatif lain dalam sejarah Anda," kata dia.
Turki telah menjadi titik transit utama bagi para pencari suaka yang ingin menyeberang ke Eropa untuk memulai hidup baru, terutama mereka yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan. Turki menampung hampir 4 juta pengungsi, jumlah itu lebih banyak dari negara lain mana pun di dunia.