REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- International Federation of Red Cross (IFRC) dan Red Crescent Societies melaporkan bahwa para pekerja Palang Merah Myanmar ditangkap, diintimidasi, dan terluka di garis depan. Mereka mencoba untuk merawat korban warga sipil atau pengunjuk rasa yang terluka dan jumlahnya kian meningkat.
Badan internasional tersebut sangat prihatin dengan krisis kemanusiaan yang berkembangan dua bulan usai militer melakukan kudeta. Lebih dari 500 warga sipil pengunjuk rasa dilaporkan terunuh oleh aparat yang berupaya menindak gelombang protes.
Tim Palang Merah Myanmar tercatat telah merawat lebih dari 2.000 orang. Namun, mereka juga menjadi sasaran.
"Petugas pertolongan pertama Palang Merah Myanmar dan petugas medis telah ditangkap, diintimidasi atau terluka dan properti Palang Merah serta ambulans telah dirusak. Ini tidak dapat diterima," ujar Alexander Matheou, Direktur Regional Asia Pasifik IFRC.
"Tenaga kesehatan seharusnya tidak menjadi target. Mereka harus diberikan akses kemanusiaan yang tidak terbatas kepada orang-orang yang membutuhkan," ujarnya menambahkan.