REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Kejaksaan Taiwan dilaporkan telah meminta surat perintah penangkapan terhadap seorang manajer proyek konstruksi yang diyakini terkait sebagai penyebab insiden kecelakaan kereta api di negara itu pada Jumat (2/4) kemarin.
Kecelakaan kereta api telah menewaskan setidaknya 50 orang. Pihak berwenang mengatakan insiden disebabkan adanya kendaraan pemeliharaan kereta api berupa truk, yang tergelincir dari tanggul dan memasuki rel. Kereta yang membawa hingga 500 penumpang menabrak truk tersebut saat memasuki area terowongan di dekat wilayah pesisir timur Hualien.
Direktur Jenderal Urusan Penuntut Departemen Kehakiman Taiwan Lin Jinn-tsun mengatakan pada Sabtu (3/4) bahwa jaksa penuntut telah mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menangkap manajer proyek konstruksi. Dalam sebuah pernyataan, manajer tersebut disebut telah diduga menyebabkan kematian karena kelalaian dan memalsukan dokumen.
"Jaksa pasti akan meningkatkan penyelidikan dan pemahaman tentang kejahatan atau tersangka lain yang terlibat dalam kasus ini," ujar Lin, dilansir The Strait Times, Sabtu (3/4).
Kepala Kantor Kejaksaan Hualien Yu Hsiu-duan mengatakan jaksa telah berada di tempat kejadian untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait insiden. Sebelumnya, tim penyelamat menyebut bahwa saat melakukan evakuasi, mereka melihat pemandangan mengerikan di terowongan tempat insiden terjadi, dengan bagian depan kereta hancur menjadi jaring logam yang bengkok. "Pada dasarnya lebih dari separuh gerbong itu terbelah dan semua bagian tertumpuk menjadi satu,” ujar salah satu petugas penyelamat Chang Zi-chen.
Tim penyelamat mengatakan tidak yakin apakah akan menemukan korban lebih lanjut, namun menyebut masih ada kemungkinan yang terjebak di dalam reruntuhan. Hingga saat ini dilaporkan sebanyak lebih dari 175 orang dilarikan ke rumah sakit dan seorang warga Prancis termasuk diantara korban tewas.
Jalur kereta api di wilayah timur Taiwan memiliki daya tarik wisata yang populer di garis pantai dengan sedikit populasi penduduk di sana. Dengan banyak terowongan dan jembatan, banyak pegunungan yang menjulang tinggi dan ngarai yang dramatis dapat diakses, hingga memasuki Lembah Huadong yang indah.
Selama pandemi virus corona jenis baru (COVID-19), Taiwan tidak memiliki batasan perjalanan domestik karena pulau itu mengendalikan wabah dengan baik. Saat ini, tercatat hanya segelintir kasus penyakit yang aktif di rumah sakit.
Insiden kali ini menjadi salah satu kecelakaan kereta api terburuk yang pernah tercatat di Taiwan. Sebelumnya, insiden kereta api besar terakhir di Taiwan terjadi pada 2018 dan menyebabkan 18 orang tewas.
Kecelakaan itu adalah yang terburuk di Taiwan sejak 1991, ketika 30 penumpang tewas dan 112 luka-luka setelah dua kereta api bertabrakan di Miaoli. Kecelakaan besar lainnya yang menewaskan puluhan terjadi pada 1981, 1978 dan 1961. Selain itu, insiden kereta api lainnya yang paling mematikan di Taiwan tercatat terjadi pada 1948, ketika sebuah kereta terbakar dan 64 orang tewas.