REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Pertanian Australia David Littleproud menilai lambatnya program vaksinasi Covid-19 di Negeri Kanguru itu karena ketatnya pengendalian ekspor vaksin Uni Eropa. Ia mengatakan saat ini Australia kekurangan tiga juta vaksin.
"Kami kekurangan tiga juta karena Uni Eropa, mereka memotong kami," kata Littleproud pada kantor berita 9News seperti dikutip dari Sputnik News, Senin (5/4).
Menteri itu mengatakan Uni Eropa menghalangi pengiriman 250 ribu dosis vaksin AstraZeneca ke Australia. Karena Uni Eropa memperketat peraturan ekspor untuk mengamankan pasokan vaksinnya sendiri.
Selain itu, ketidakpastian pasokan dosis vaksin untuk petugas kesehatan di Negara Bagian New South Wales (NSW) dan Queensland juga memicu masalah pada jadwal pemberian vaksin. Saat ini Australia kekurangan beberapa juta dosis vaksin Covid-19 tapi pemerintah mempercepat program vaksinasi.
"Kami mencoba menutupi 3 juta yang dipotong Uni Eropa dan kami harus percaya pada pabrik Australia untuk melakukan pekerjaannya dan mereka akan melakukannya," kata Littleproud.
Pada akhir Maret lalu Australia berharap sudah menyuntikan 3 juta dosis vaksin tapi hingga kini baru 840 ribu dosis yang diberikan. Kantor berita 9News melaporkan pada pertengahan bulan Maret Australia mulai memproduksi sendiri vaksin virus korona yang dikembangkan AstraZeneca.