REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Australia mempertimbangkan pembukaan kembali perbatasan internasional. Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, pembukaan tersebut bertujuan agar warga yang telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dapat bepergian ke luar negeri untuk tujuan mendesak.
"Tujuan pertama saya pikir adalah untuk memungkinkan warga Australia yang divaksinasi untuk dapat bergerak dan bepergian, terutama untuk tujuan penting," kata Morrison.
Di bawah sistem seperti itu, Morrison mengatakan orang yang divaksinasi dapat bepergian ke luar negeri buat urusan bisnis dan keadaan darurat pribadi. Ketika kembali ke Australia, mereka wajib menjalankan karantina di rumah.
Morrison mengatakan kepada stasiun radio 6PR Perth bahwa, pembukaan kembali jalur internasional akan dilakukan setelah semua orang yang rentan tertular virus Corona menerima vaksinasi. Karena pelancong yang kembali ke Australia kemungkinan dapat membawa setidaknya 1.000 kasus baru.
Australia menutup perbatasan internasionalnya untuk non-warga negara dan penduduk pada Maret tahun lalu. Penutupan ini merupakan langkah untuk menekan laju kasus virus Corona. Australia telah melaporkan lebih dari 29.400 kasus Covid-19 dan 910 kematian.
Setiap pelonggaran lebih lanjut dari pembatasan perjalanan, kemungkinan besar akan bergantung pada kecepatan peluncuran program vaksinasi Australia. Hingga Rabu (14/4) Australia telah memberikan 1,36 juta total dosis vaksin. Jumlah ini masih jauh dari target yaitu 4 juta dosis seperti yang dijanjikan pada Maret lalu.