REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Salah satu pemimpin Rabi Zionis-religius yang paling berpengaruh, Rabi Haim Druckman, bersikeras tidak ingin bergabung dengan koalisi partai, termasuk partai Religious Zionist yang didukung oleh partai Ra'am Islamist. Dia mengatakan, pemerintahan harus didasarkan pada orang Yahudi bukan yang lain.
Komentarnya muncul setelah dukungan publik diraup oleh pemimpin spiritual dari Partai Noam yang juga anti-LGBT, Rabi Tzvi Tau. Konsitituen dari Rabi Tau merupakan bagian dari partai Religious Zionist.
Rabi Tau membentuk pemerintahan minoritas yang didukung oleh Ra'am dalam sebuah surat yang diterbitkan pada Ahad malam waktu setempat. Namun Druckman tidak menerima itu.
Menurut Druckman, pemerintah harus didasarkan hanya pada orang Yahudi, bukan orang lain. "Bukan pihak lain yang yang harus memuja pemerintah kami," ujar dia seperti dikutip laman The Jerusalem Post, Selasa (4/5).
Pernyataannya mengacu pada Ra'am atau partai Arab lainnya. Meskipun dia mengatakan, bahwa Partai Religious Zionist berusaha untuk membantu semua warga negara bagian.
Druckman berbicara setelah pertemuan beberapa rabi agama-Zionis paling senior setelah surat Tau dirilis. Tau juga melaporkan tekanan dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar mereka menyetujui pemerintah minoritas yang didukung oleh Ra'am.
"Ini adalah posisi para Rabi sebagai hasil dari diskusi yang kami lakukan adalah bahwa kami berpegang pada posisi untuk tidak menggunakan Partai Ra'am untuk mendirikan pemerintahan, ini tidak berubah, itu akan menjadi kesalahan besar untuk mewujudkannya pasa Ra'am," ujar Druckman.
Komentar Druckman dan keputusan para rabi tampaknya meletakkan paku terakhir di peti mati dalam upaya Netanyahu untuk membentuk pemerintahan dengan mandatnya saat ini. Kekuasan Netanyahu pun bakal berakhir besok.
Pada Ahad malam, Tau menulis bahwa dia akan mendukung pembentukan pemerintah sayap kanan minoritas yang didukung secara eksternal oleh partai Islamis Ra'am.