REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pasukan Pertahanan Australia dilaporkan bakal berhenti menggunakan produk milik perusahaan pertahanan Israel Elbit’s Battle Management System (BMS). Hal itu akan mulai dilakukan pada pertengahan Juni mendatang.
Kabar itu dipublikasikan Australian Defense Magazine (ADM) dalam laporannya pekan lalu. Menurut ADM, Pasukan Pertahanan Australia memberi tahu BMS tentang keputusannya tanpa memberikan penjelasan apa pun.
Sebelumnya Australian Broadcasting Corporation (ABC) melaporkan bahwa telah terjadi ketegangan antara BMS dan Pasukan Pertahanan Australia. Menurut seorang pejabat yang mengetahui masalah tersebut, BMS memberlakukan “premi besar” karena memiliki monopoli pada sistem.
“Orang-orang mendapatkan keuntungan dengan Elbit mengeksploitasi monopoli mereka untuk mengenakan premi yang besar. Dan ada kekhawatiran yang pasti bahwa Israel menutup sistem informasi,” kata pejabat tersebut.
Direktur Pelaksana Elbit Systems of Australia Mayjen (Purnawirawan) Paul McLachlan membantah kabar tersebut. Dia menjelaskan BMS menggunakan proses pengembangan perangkat lunak yang aman bekerja sama dengan Departemen Pertahanan, termasuk penyediaan semua kode sumber.
“Elbit Systems of Australia akan terus bekerja sama dengan Angkatan Pertahanan Australia untuk menyampaikan persyaratan kemampuan jaringannya, dengan memanfaatkan tenaga kerja kami yang berkekuatan 250 orang, termasuk 80 veteran militer dan 100 insinyur sistem dan perangkat lunak,” kata McLachlan, dikutip laman Jerusalem Post.
BMS Elbit memungkinkan komandan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan lebih baik selama skenario medan perang yang kompleks serta operasi dengan tampilan peta elektronik serta data pertempuran penting lainnya. Proyek ini pertama kali dimulai pada 2009 dan beroperasi penuh pada 2015.
Pada 2018, BMS memenangkan tender Pasukan Pertahanan Australia. Ia dikontrak selama lima tahun dengan nilai 150 juta dolar AS, dengan opsi diperpanjang hingga tujuh tahun lagi. Teknologi BMS, yakni BMS-M, telah diintegrasikan setidaknya ke seribu kendaraan Angkatan Darat Australia. Sementara BMS-D-nya digunakan lebih 1.500 tentara.
Sistem ini mencapai akhir masa pakainya dalam beberapa bulan mendatang. Pasukan Pertahanan Australia dilaporkan sedang mempersiapkan tender untuk tahap berikutnya dari solusi digitalisasi.