Jumat 07 May 2021 14:57 WIB

Thailand Berharap Terima 20 Juta Dosis Pfizer pada Juli

Saat ini Thailand baru menerima 3,5 juta dosis vaksin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Sampel vaksin Sinovac ditampilkan di bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand, Rabu, 24 Februari 2021, menjelang kedatangan pengiriman pertama 200.000 dosis vaksin Sinovac dan 117.000 dosis vaksin AstraZeneca pada 24 Februari.
Foto: AP/Sakchai Lalit
Sampel vaksin Sinovac ditampilkan di bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand, Rabu, 24 Februari 2021, menjelang kedatangan pengiriman pertama 200.000 dosis vaksin Sinovac dan 117.000 dosis vaksin AstraZeneca pada 24 Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirankul berharap negaranya bisa menerima 10 hingga 20 juta dosis vaksin virus Corona Pfizer pada paruh kedua tahun ini. Saat ini Thailand baru menerima 3,5 juta dosis vaksin.

Thailand baru menerima vaksin Covid-19 yang dikembangan perusahaan China, Sinovac Biotech. Negara Asia Tenggara itu berharap menerima 2,5 juta dosis vaksin lagi pada bulan ini.

Baca Juga

"Pfizer akan datang, kami berharap menerima 10 hingga 20 juta dosis," kata Charnvirankul media sosial Facebook, Jumat (7/6).

Partainya Bhumjaithai Party (BJT) mengeluarkan pernyataan terpisah. BJT mengatakan bila kondisinya memungkinkan maka pasokan vaksin akan tiba pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini.

Sejak bulan April lalu Thailand  mempercepat upaya menambah pasokan vaksin. Setelah negara itu mengalami gelombang wabah Covid-19 paling mematikan sejauh ini.

Pada Jumat ini pihak berwenang kesehatan Thailand melaporkan 27 kasus kematian terkait virus Corona. Kasus kematian harian tertinggi kedua.

Negara Asia Tenggara itu juga melaporkan 2.049 kasus infeksi baru. Sehingga total kasus positif yang terkonfirmasi di Thailand menjadi 78.855. Jumlah total kasus kematian menjadi 363.

Pemerintah Thailand berencana mengimunisasi 70 persen 67 juta jiwa warganya. Mereka juga akan memvaksin 3 juta warga asing yang tinggal di negara itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement