Pemerintah Bangladesh pun akhir bulan lalu berhenti mengizinkan orang untuk mendaftar untuk dosis vaksin pertama dan administrasi dosis kedua juga terhambat. Negara berpenduduk 160 juta itu dengan putus asa mencari jalan baru untuk vaksin selain India.
Bangladesh berusaha untuk memproduksi vaksin Rusia dan Cina di dalam negeri dengan membawa teknologi dari kedua negara itu. Negara ini mengharapkan 500.000 dosis vaksin China minggu depan sebagai hadiah dari Beijing dan telah mencari bantuan dari Amerika Serikat.
Sejak Maret tahun lalu, ketika kasus Covid-19 pertama terdeteksi di Bangladesh, negara tersebut telah melaporkan 770.842 kasus yang dikonfirmasi dan 11.833 kematian. Penguncian nasional telah diperpanjang hingga setidaknya 16 Mei, tetapi banyak bisnis, pasar, dan transportasi lokal tetap ramai. Meskipun perjalanan antarkota dilarang, puluhan ribu orang diperkirakan meninggalkan ibu kota Dhaka ke desa asal untuk merayakan hari raya Idul Fitri pekan depan.