REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pada Rabu (12/5), pemerintah China telah mengubah Xinjiang menjadi "penjara terbuka". Hal itu diungkapkan oleh pejabat tersebut dalam laporan yang mengkritik penganiayaan China terhadap etnis minoritas Uighur.
Seorang pejabat senior di Kantor Kebebasan Internasional Departemen Luar Negeri AS, Daniel Nadel mengatakan, saat ini China telah mengubah seluruh wilayah Xinjiang sebagai penjara terbuka bagi Muslim Uighur. Seluruh pergerakan orang-orang di wilayah tersebut dipantau dengan cermat dan ketat.
"Pergerakan orang-orang dilacak dengan cermat. Anda memiliki pemikir yang telah ditugaskan untuk tinggal bersama Uyghur untuk mengawasi mereka. Anda memiliki orang-orang yang pergi ke pasar yang harus check-in setiap kali mereka pergi ke kios pasar yang berbeda," kata Nadel.
"Penindasan terhadap Muslim adalah puncak dari penindasan selama beberapa dekade terhadap penganut agama di China," ujar Nadel menambahkan.