REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Rabu (12/5) menekankan bahwa Yerusalem adalah garis merah dan tidak akan ada perdamaian, tidak ada keamanan dan tidak ada stabilitas tanpa pembebasan seluruh kota Yerusalem dari pendudukan Israel.
Palestina sedang mencari "masa depan tanpa agresi dan tanpa permukiman [Israel]," kata Abbas dalam pidato yang disiarkan televisi sebelum pertemuan kepemimpinan Palestina di Ramallah.
"Kami terus bertindak dan bekerja untuk menghentikan agresi biadab terhadap rakyat kami di Yerusalem, Gaza, dan Tepi Barat," ujar dia.
Dia menambahkan bahwa otoritas Palestina tengah menghubungi pemerintah AS untuk mengakhiri serangan Israel di Gaza. Abbas juga memiliki pesan untuk Israel bahwa "Kami tidak akan meninggalkan negara kami. Akhiri pendudukan kalian di negara kami hari ini, bukan besok."
Israel terus menargetkan Gaza dengan serangan bombardir besar-besaran, dan korban tewas di sana bertambah menjadi 65 orang dan 365 lainnya mengalami luka-luka, serta kerusakan parah di daerah permukiman di seluruh Gaza.