REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Majelis Umum PBB bakal menggelar pertemuan guna membahas pertempuran antara Israel dan Palestina, Kamis (20/5) mendatang. Hal ini diumumkan Presiden Majelis Umum PBB, Volkan Bozkir.
Niger dan Aljazair, ketua Organisasi Kerja sama Islam dan Grup Arab di New York, meminta Majelis Umum yang beranggotakan 193 negara dan wilayah bertemu secara publik mengingat situasi dan kemundurannya yang cepat di Gaza.
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara juga sudah bertemu secara publik untuk pertama kalinya pada Ahad (16/5) untuk membahas konflik Israel dan Palestina. Namun DK PBB gagal mengadopsi pernyataan bersama karena adanya veto dari Amerika Serikat (AS).
AS khawatir akan membahayakan diplomasi di belakang layar. Sementara itu, China mengatakan, akan mendorong dewan untuk mencoba dan menyetujui pernyataan.
Israel menewaskan seorang komandan militan senior Palestina dalam serangan udara berat di Gaza pada Senin (17/5) waktu setempat. Sementara pejuang-pejuang Palestina memperbarui serangan roket pada kota-kota Israel meskipun didesak gencatan senjata.
Pejabat kesehatan Gaza mencatat 201 korban sipil Palestina meninggal dunia sejak pertempuran 10 Mei. Korban termasuk 58 anak dan 34 wanita. Sepuluh orang terbunuh di Israel, termasuk dua anak.