REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Hamas mengonfirmasi bahwa Israel telah menyetujui gencatan senjata di Gaza. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel menerima proposal Mesir setelah pertemuan Kabinet Keamanannya pada larut malam. Hamas segera mengikuti keputusan dan menghormati kesepakatan itu.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Netanyahu mengatakan Kabinet Keamanan dengan suara bulat menyetujui proposal tersebut setelah mendapat rekomendasi dari kepala staf militer dan pejabat tinggi pertahanan lainnya. Sumber diplomatik menyebut nantinya akan ada dua delegasi keamanan Mesir yang dikirim untuk memantau kesepakatan gencatan senjata ke Tel Aviv dan Palestina.
“Gencatan senjata serentak yang dimediasi Mesir akan mulai berlaku pada pukul 23.00 GMT pada Kamis,” kata sumber itu.
Kemenangan bagi rakyat Palestina
Pejabat Hamas, Taher Nounou, membenarkan kesepakatan itu. “Perlawanan Palestina akan berkomitmen untuk kesepakatan ini selama pendudukan dilakukan,” kata Nounou.
Anggota Biro Hubungan Arab dan Islam Hamas, Ali Barakeh, mengatakan, deklarasi gencatan senjata adalah kekalahan bagi Netanyahu dan kemenangan bagi rakyat Palestina. Pejabat Hamas mengaku mereka telah dihubungi oleh pejabat dari Rusia, Mesir, Qatar, dan PBB untuk melakukan gencatan dengan Israel.
Serangan udara dan artileri Israel yang telah menewaskan 232 orang memperburuk situasi kemanusiaan Gaza yang sudah mengerikan. Kampanye pengeboman Israel telah membuat dua juta penduduk di Gaza, di bawah blokade Israel selama 14 tahun, putus asa mencari bantuan.
Rumah sakit kewalahan menerima pasien. PBB mengumumkan sekitar 75 ribu warga sipil telah meninggalkan rumah mereka, mencari perlindungan di sekolah yang dikelola PBB, dan bangunan umum lainnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan perwakilan dari beberapa negara lain telah mendesak penghentian segera kekerasan di Palestina pada awal pertemuan darurat Majelis Umum pada Kamis sebelum pengumuman gencatan senjata.
“Jika ada neraka di bumi, itulah kehidupan anak-anak di Gaza hari ini. Saya ngeri dengan laporan bahwa sembilan anggota dari satu keluarga tewas di kamp pengungsi Al Shat,” kata Guterres seraya menyerukan penurunan segera kekerasan terhadap Palestina.
Dilansir TRT World pada Jumat (21/5), Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Rabu mengatakan orang-orang sangat membutuhkan kelonggaran dari pertempuran yang tanpa henti.
“Warga Gaza kelelahan karena semalaman tidak tidur, dipenuhi rasa ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan yang terus-menerus,” Direktur ICRC untuk Dekat dan Timur Tengah Fabrizio Carboni dalam sebuah pernyataan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut serangan Israel juga telah merusak setidaknya 18 rumah sakit dan klinik serta menghancurkan satu fasilitas kesehatan. Hampir setengah dari semua obat esensial telah habis.