Sabtu 22 May 2021 17:37 WIB

Tentara Etnis Myanmar Serang Markas Junta di Pertambangan

Tempat yang diserang berada di dekat usaha pertambangan milik militer.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Demonstran menunjukkan salam tiga jari dalam aksi menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar pada 3 Mei 2021.
Foto: EPA
Demonstran menunjukkan salam tiga jari dalam aksi menentang kudeta militer di Mandalay, Myanmar pada 3 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pasukan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) menyerang posisi militer di kota pertambangan giok sebelah barat lau Hkmati, Sabtu (22/5) waktu setempat. KIA merupakan salah satu faksi etnis yang menentang kudeta oleh militer 1 Februari.

"Milisi KIA menyerang sebuah pos militer di kotapraja Hkamti di wilayah Sagaing pada Sabtu pagi," lapor media Myanmar Irrawaddy dan Mizzima. Foto-foto juga menunjukkan asap hitam membumbung dari tempat yang mereka katakan sebagai tempat serangan.

Baca Juga

Juru bicara KIA Naw Bu mengatakan kepada Reuters bahwa dia mengetahui serangan tersebut, namun tidak dapat memberikan rinciannya. Reuters tidak dapat menghubungi juru bicara junta untuk mengomentari laporan tersebut.

"Pertempuran masih berlangsung. Saya masih bisa mendengar suara tembakan," kata Mizzima mengutip seorang warga.

Tempat yang diserang berada di dekat usaha pertambangan yang melibatkan konglomerat Myanmar Economic Holdings Ltd milik militer. Sejak kudeta, konflik terbuka kembali terjadi antara tentara dan KIA, yang telah memperjuangkan otonomi yang lebih besar bagi orang-orang Kachin selama sekitar enam dekade dan telah menyuarakan dukungan untuk pengunjuk rasa anti-junta.

Mizzima mengatakan, tentara menggunakan jet dalam serangan terhadap KIA di Hkamti, sebuah kota di sungai Chindwin di daerah terpencil yang kaya akan batu giok dan emas yang terletak sekitar 50 km dari perbatasan dengan India. Tentara telah melakukan banyak serangan bom di posisi KIA dalam beberapa pekan terakhir dan juga bentrok dengan tentara etnis di timur dan barat Myanmar.

Menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar, pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 812 orang sejak kudeta tersebut. Namun demikian, militer membantah angka ini dan mengatakan setidaknya puluhan anggota pasukan keamanan juga tewas.

Tentara merebut kekuasaan dengan alasan tudingan penipuan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi. Komisi pemilihan saat itu telah menolak tuduhannya. Pada Jumat, media lokal mengutip seorang pejabat komisi pemilihan baru yang ditunjuk oleh junta yang mengatakan ada rencana untuk membubarkan NLD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement