REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol akan menawarkan pesona perdesaan dalam industri pariwisatanya, alih-alih liburan pantai dan laut yang biasanya. Rencana senilai 10 miliar euro (Rp 175 triliun) ini bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan perdesaan di negara di mana 42 persen desa berada dalam risiko depopulasi dibandingkan dengan rata-rata Uni Eropa 10 persen.
"Saya secara khusus ingin menekankan bahwa (wisatawan) harus menikmati tempat-tempat wisata perdesaan yang kaya yang dimiliki negara kita, salah satu permata di mahkota," kata Perdana Menteri Pedro Sanchez pada pertemuan wali kota dari kota-kota perdesaan di Madrid, dilansir Reuters, Sabtu (22/5).
Mulai Senin, Spanyol akan terbuka untuk wisatawan dari luar Uni Eropa yang dianggap berisiko rendah terkena virus corona, terutama Inggris dan Jepang. Mereka tidak akan diminta untuk menunjukkan hasil tes negatif.
Mulai 7 Juni, Spanyol akan membiarkan orang-orang dari mana pun di dunia yang divaksinasi Covid-19 masuk ke negara itu. Kebijakan ini diambil dengan harapan dapat mendorong pemulihan di sektor pariwisata yang hancur. Meningkatkan konektivitas digital untuk perusahaan liburan perdesaan adalah bagian dari rencana tersebut, yang juga mempertimbangkan perluasan pariwisata berkelanjutan.
Pemerintah sayap kiri berencana untuk meningkatkan akses internet di daerah perdesaan, memperbaiki rute transportasi, menawarkan hibah untuk pengusaha muda dan usaha kecil, serta meluncurkan skema pendidikan Erasmus perdesaan.
Sanchez mengatakan 47 juta orang Spanyol menempati hanya 12,7 persen dari tanah, dibandingkan dengan 67,8 persen dari wilayah yang dihuni di Prancis dan 59,9 persen dari wilayah Jerman. Berdasarkan perkiraan pemerintah, banyak desa memiliki kepadatan rata-rata kurang dari 12 orang per kilometer persegi.