REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Negara-negara Barat mengecam pengalihan paksa pesawat maskapai Ryanair yang membawa aktivis Belarusia dalam penerbangan Uni Eropa. Pemimpin-pemimpin Uni Eropa membahas respons mereka mengenai hal itu.
Pemimpin Uni Eropa menyebut aksi itu sebagai 'pembajakan', sementara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menggambarkannya 'tindakan yang mengejutkan'. Belarusia memaksa pesawat yang seharusnya tiba di Lithuania mendarat di Minsk dengan alasan ada ancaman bom di pesawat tersebut.
Belarusia lalu menangkap jurnalis dan aktivis Roman Protasevich. Pria berusia 26 tahun itu terbang dengan maskapai Ryanair. Pesawat yang ia tumpangi dari Athena, Yunani itu seharusnya mendarat di Vilnius.
Namun, pihak berwenang Belarusia menggunakan pesawat jet untuk mendorong pesawat itu dan mengalihkannya ke Minsk. Media pemerintah Belarusia mengatakan Presiden Alexander Lukashenko yang memerintahkan langsung langkah tersebut.
Pesawat diberitahu mengenai ancaman bom tapi ternyata laporan tersebut palsu. Pesawat itu tiba di Vilnius tujuh jam sejak keberangkatannya.
Sejak memenangkan pemilihan yang bermasalah pada Agustus tahun lalu, Lukashenko yang sudah berkuasa sejak 1994 membungkam suara-suara oposisi. Banyak tokoh-tokoh oposisi yang ditangkap saat hendak melarikan diri ke pengasingan.
Pada Senin (24/5), BBC melaporkan negara-negara anggota Uni Eropa mengecam pengalihan pesawat untuk menangkap aktivis tersebut. Mereka meminta Belarusia segera membebaskan Protasevich dan diadakan penyelidikan menyeluruh mengenai insiden tersebut.