Kesepakatan 400 miliar dolar AS berlaku sejak kunjungan Presiden Xi ke Teheran pada Januari 2016. Masa depan pakta nuklir Iran 2015 tidak jelas sejak AS menarik diri dari itu pada 2018 dan memberikan lebih banyak sanksi terhadap Iran, memperdalam keretakan antara Teheran dan Washington dan sekutunya.
Iran dan pihak penandatangan perjanjian lainnya - Prancis, Inggris, Jerman, Rusia, China, dan Uni Eropa - memulai pembicaraan bulan lalu di Wina untuk menyelamatkan kesepakatan itu. Di tengah kebuntuan, Teheran telah melanjutkan program nuklirnya, sekaligus mengurangi kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Badan PBB tersebut mencapai kesepakatan pemantauan tiga bulan dengan Teheran pada Februari, yang berakhir pada Sabtu tetapi dapat diperpanjang selama sebulan, meskipun ada tentangan dari parlemen Iran.