REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Amerika Serikat tidak memiliki pilihan lain selain mencabut semua sanksi terhadap Iran, yang melanggar kesepakatan nuklir 2015.
Bertemu dengan kepala kehakiman Iran Ebrahim Raisi dan kepala Dewan Syura Iran, Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf, pada Senin (24/5), Rouhani mengatakan otoritas AS telah mengakui kegagalan kebijakan tekanan maksimum mereka terhadap Iran.
“Pengakuan pemerintah AS bahwa sanksi mereka gagal adalah kemenangan baru bagi negara kita. Amerika saat ini tidak punya pilihan lain selain mencabut semua sanksi yang melanggar kesepakatan nuklir," ujar dia.
Dalam beberapa minggu terakhir, Iran dan negara-negara lain yang menandatangani Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) terlibat dalam rangkaian negosiasi di ibu kota Austria, Wina, untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.
Pada 2018, pemerintahan Trump menarik diri dari perjanjian tersebut sebagai bagian dari apa yang disebutnya "kebijakan tekanan maksimal" dan memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Iran.
Iran menolak upaya tersebut dan malah menjauh dari pembatasan nuklir yang disepakati di bawah perjanjian itu karena ketegangan regional dengan AS.
JCPOA ditandatangani oleh anggota tetap Dewan Keamanan PBB - AS, Inggris, Prancis, Rusia dan China - dan Jerman, UE, dan Iran, pada 2015 untuk mengontrol dan mengatur aktivitas nuklir Iran dan menghapus sanksi sebagai imbalannya.