REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Kita harus menjelaskan kepada 7,5 miliar masyarakat dunia bahwa bukan Islam, tetapi Islamofobia-lah yang merupakan ancaman bagi perdamaian global, kata presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Selasa.
"Upaya pencegahan Islamofobia, yang berperan penting bagi perdamaian dan keamanan seluruh umat manusia, harus dilakukan melalui mekanisme akal sehat yang terorganisir," kata Erdogan dalam Simposium Media Internasional dan Islamofobia yang pertama kali diadakan di ibu kota Ankara.
Erdogan menekankan bahwa Islamofobia dengan cepat menyebar seperti kanker di banyak belahan dunia, terutama di dunia Barat. Barat berada di bawah pengaruh tren rasis dan diskriminatif yang kerap mengambil jalan keluar yang mudah, lanjut dia.
Presiden Turki menambahkan bahwa strategi "menjelekkan Muslim" yang diprakarsai oleh pemerintah Amerika setelah serangan 11 September memicu "virus Islamofobia" yang sudah ada dalam struktur budaya banyak masyarakat.
Simposium tersebut berlangsung dua hari di ATO Congresium, sebuah pusat konvensi dan pameran internasional di Ankara. Acara ini diselenggarakan oleh Dewan Radio dan Televisi (RTUK), Departemen Urusan Agama, Universitas Erciyes, Perusahaan Radio dan Televisi Turki (TRT), dan lembaga think tank SETA Foundation yang berbasis di Ankara.