REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah maskapai penerbangan Israel pada Selasa (25/5) terpaksa membatalkan penerbangan ke Dubai, setelah gagal mendapatkan izin untuk terbang melalui wilayah udara Saudi. Radio militer Israel mengatakan para penumpang menunggu selama 10 jam di bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv sebelum penerbangan Israir dibatalkan.
Dilansir Anadolu Agency, Rabu (26/5) alasan penolakan Saudi untuk memberikan izin penerbangan Israel masih belum diketahui. Riyadh telah mengizinkan penerbangan Israel untuk menggunakan wilayah udara Saudi dalam perjalanan ke Dubai sejak November.
Tanpa menggunakan wilayah udara Saudi, penerbangan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) akan sulit dan tidak berkelanjutan. Karena jarak tempuh penerbangan menjadi lebih lama yaitu delapan jam. Sementara jika melewati Saudi dapat memangkas waktu penerbangan menjadi tiga jam.
Pada Desember, Israir mengumumkan jadwal dua penerbangan setiap hari antara Israel dan UEA. Operator Israel lainnya, termasuk El Al, juga memiliki program penerbangan serupa.
Pada September 2020, UEA dan Israel menandatangani kesepakatan untuk menormalisasi hubungan, yang ditengahi Amerika Serikat (AS). Sejak saat itu, kedua negara telah menandatangani puluhan perjanjian bilateral di berbagai bidang, termasuk investasi, jasa perbankan, dan pariwisata.