REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Anggota Parlemen Suriah Osama Mustafa mengklaim tidak ada pelanggaran dan insiden besar yang terjadi selama pemilihan presiden. Negara yang hancur karena perang itu menggelar pemungutan suara Rabu (26/5) kemarin.
"Pemilihan digelar tanpa pelanggaran, rakyat datang dan memilih," kata Mustafa pada kantor berita Rusia, Tass, Kamis (27/5).
Pemilihan umum dianggap hanya sebagai formalitas karena diprediksi Bashar Al-Assad akan memenangkan pemilihan dan menjabat untuk periode keempat. "Kini jelas mayoritas mengungkapkan dukungannya pada Bashar al-Assad," kata Mustafa.
"Semuanya berjalan dengan lancar, kecuali beberapa insiden penembakan kecil," tambahnya di tempat pemungutan suara yang didatangi banyak pemilih.
Tiga orang kandidat maju dalam pemilihan presiden ini. Selain Assad, mantan anggota Parlemen dan kandidat Socialist Unionists Party Abdullah Sallum Abdullah dan Mahmoud Ahmed Merei maju dalam pemilihan ini.
Masa jabatan presiden satu periode adalah tujuh tahun. Di pemilihan presiden tahun 2014 lalu, Assad memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 88,7 persen. Assad adalah Sekretaris Jenderal Partai Ba'ath yang sudah berkuasa di Suriah sejak 1963.