Kamis 27 May 2021 18:53 WIB

Parlemen Suriah: Tidak Ada Pelanggaran di Pemilihan Presiden

Pemilihan dianggap hanya sebagai formalitas karena diprediksi Bashar Al-Assad menang

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Seorang pria Suriah menorehkan jarinya setelah hw memberikan suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan Presiden di ibu kota Suriah, Damaskus, Suriah, Rabu, (26/5). Warga Suriah menuju ke tempat pemungutan suara Rabu pagi untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden kedua sejak konflik mematikan itu. dimulai di negara Arab.
Foto: AP/Hassan Ammar
Seorang pria Suriah menorehkan jarinya setelah hw memberikan suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan Presiden di ibu kota Suriah, Damaskus, Suriah, Rabu, (26/5). Warga Suriah menuju ke tempat pemungutan suara Rabu pagi untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden kedua sejak konflik mematikan itu. dimulai di negara Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Anggota Parlemen Suriah Osama Mustafa mengklaim tidak ada pelanggaran dan insiden besar yang terjadi selama pemilihan presiden. Negara yang hancur karena perang itu menggelar pemungutan suara Rabu (26/5) kemarin.

"Pemilihan digelar tanpa pelanggaran, rakyat datang dan memilih," kata Mustafa pada kantor berita Rusia, Tass, Kamis (27/5).

Baca Juga

Pemilihan umum dianggap hanya sebagai formalitas karena diprediksi Bashar Al-Assad akan memenangkan pemilihan dan menjabat untuk periode keempat. "Kini jelas mayoritas mengungkapkan dukungannya pada Bashar al-Assad," kata Mustafa.

"Semuanya berjalan dengan lancar, kecuali beberapa insiden penembakan kecil," tambahnya di tempat pemungutan suara yang didatangi banyak pemilih.

Tiga orang kandidat maju dalam pemilihan presiden ini. Selain Assad, mantan anggota Parlemen dan kandidat Socialist Unionists Party Abdullah Sallum Abdullah dan Mahmoud Ahmed Merei maju dalam pemilihan ini.

Masa jabatan presiden satu periode adalah tujuh tahun. Di pemilihan presiden tahun 2014 lalu, Assad memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 88,7 persen. Assad adalah Sekretaris Jenderal Partai Ba'ath yang sudah berkuasa di Suriah sejak 1963. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement